Selasa, 20 April 2010

hanya selingan ...

Sabtu, 17 April 2010
24 jam lalu q tahu bahwa belum jalanku untuk masuk UGM melalui jalur UM UGM, mungkin karena q belum maksimal. Ya.. semua otak, waktu terkuras untuk UN yang mudah2an q dapat hasil yang baik. Amin. Tapi kalau q bertindak seperti ini, seolah2 q menyalahkan waktu. Menyalahkan pemerintah yang memajukan waktu UN, dan menyalahkan UGM karena memajukan jadwal UTUL yang hanya berselang 48 jam dengan UN. Sebenarnya q gg mau, itu berarti q pantang berusaha menginstropeksi segala kesalahanku yang lalu, dan hanya terpaku untuk menyalahkan pihak lain yang mungkin memang ambil andil tapi efeknya tak sebesar apa yang kuperbuat sendiri. Kalau harus jujur, aku akui bahwa aku memiliki persiapan 0%. Benar2 tak ada. Terlalu lelah hati untuk menyalahkan yang sudah lalu, apapun yang q dapatkan kini adalah hasil upaya ku yang lalu. Dan bila Allah belum mengijinkan q lolos pada salah satu pilihan itu, ya pasti ada pilihan lain yang lebih baik dikemudian hari. Rahasia Allah terlalu indah untuk kita ketahui, bahkan kita intip sekalipun. Biarkan berjalan sebagaimana mestinya…
Dari awal ketika tahu q belum berhasil, q hanya diam, tak ingin menangis, q tahan sekuat tenaga agar air mata masih tertata rapi pada gudangnya. Diam…diam… untuk beberapa menit lalu q berusaha mengalihkan perhatianku pada hal lain, untuk memendam pilu ini walau tuk sejenak. Q tak ingin menangis dihadapannya, ya dihadapan Ibuku. Q tak ingin justru ia akan mengkhawatirkanku karena hal ini. Q berusaha tenang dan akhirnya q kembali ke kamar, sholat isya dan.. q menangis. Wajarlah untuk suatu hal yang mengejutkan, kupikir. Ini hal yang kubenci, q selalu bisa menutupi yang kurasakan, kupendam dalam2 agar yang lain tak tahu, q sangat pandai untuk membohongi mereka dengan keadaanku yang selalu tampak sangat baik-baik saja. Tapi sebenarnya tidak. Q selalu bisa memberikan setidaknya telingaku untuk mendengarkan orang lain, pikiranku untuk memberi saran, dan terkadang saran itu berguna untuk orang lain, akan tetapi q sendiri kesulitan untuk melakukannya. Karena aku tertutup. Mereka bilang q selalu punya good advice, q bisa berpikir mature, tapi ini bukan sebuah kedewasaan. Ketika sesorang bisa membuat penawar untuk mengobati orang lain tapi ketika ia membuat penawar itu untuk dirinya sendiri, namun penawar itu justru menjadi racun. Kalau sudah begitu q hanya bisa menangis dan hanya Rakib, Atid , Allah dan q yang tahu bahwa bulir2 air mata udah gg pada tempatnya.
Q terkadang membesarkan hati mereka, agar mereka tak seperti q. yang hanya bisa memecahkan masalah sendiri, entah hasilnya apa, tapi semampuku q selesaikan, entah berdampak baik atau sebaliknya. Q hanya ingin mereka bisa tegar, tak seperti q yang hanya sekedar berbagi saja sulit. Q ingin mereka baik-baik saja. Terkadang q mengasihani diriq sendiri, mengolok-olok kebodohanku, agar ya setidaknya q terpacu untuk sedikit mau berbagi. Tapi apa mau dikata, q terlalu tinggi membangun tembok pertahanan, terlalu kokoh menyusun barigade kesabaran. Agar mereka menganggapku baik-baik saja.
Percaya atau tidak, bahkan kedua orangtuaku pun belum tentu tahu apa2 yang aku inginkan, belum tentu mereka tahu kemampuanku sebatas apa. Jangankan orang tua, q pun belum begitu mengerti. Seolah-olah q belum mampu membuat mekanisme jalan pikiran yang sesuai dengan kepribadianku sendiri. Q selalu tidak mengerti pada kemampuanku bertahan pada situasi tertutup dan bertindak seolah baik-baik saja ini. Pada awalnya sangat senang memiliki kelebihan ini, karena q tak suka melihat orang lain bersedih karena q, makanya untuk sekedar membiarkan mereka senyum untuk saat ni sangat melegakan. Namun, sejujurnya q tidak nyaman pada posisi ini. Posisi dimana q justru kesulitan untuk bercerita apa yang kurasakan, dan memohon pertolongan orang lain. Seperti ada pembatas yang sangat besar dan tinggi yang membuatku malas untuk mendakinya tahap demi tahap.
Q tidak ingin seperti ini, ini membuat kantung mataku bengkak setiap berangkat sekolah. Ini yang membuatku pilek setiap malam. Ini yang membuatku dehidrasi. Ini juga membuat tissue dikamarku cepat pensiun.
Oh ya, 64 menit lagi seorang sahabatku bertambah usia..
SAENGIL CHUKHA HAMNIDA SAPOSSHII ^^ !! saranghae..